Kota Pekanbaru berumur 238 tahun.
pada Kamis, 23 Juni 2022.
Mengutip buku Asal-Usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe, nama Pekanbaru dahulu dikenal dengan nama Senapelan yang pada masa itu dipimpin oleh seorang Kepala Suku disebut Batin.
Daerah ini terus berkembang menjadi kawasan permukiman baru dan pada periode tertentu berubah menjadi Dusun Payung Sekaki yang terletak di muara Sungai Siak.
Daerah itu sempat dijadikan perhentian kapal-kapal Belanda yang akan menuju wilayah bernama Petapahan yang pada waktu itu menjadi kawasan penting mereka.
Hal itu membuat Payung Sekaki atau Senapelan menjadi tempat penumpukan berbagai komoditi perdagangan berupa bahan tambang seperti timah, emas, barang kerajinan kayu dan hasil hutan lainnya.
Seiring waktu, Payung Sekaki atau Senapelan pun menjadi kawasan penting dalam jalur perdagangan.
Letak Senapelan yang strategis serta kondisi Sungai Siak yang tenang pun dalam membuat perkampungan ini memegang posisi silang dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan Kampar.
Perkembangan Senapelan tak luput dari peran Kerajaan Siak Sri Indra Pura.
Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, ia mendirikan Istana di Kampung Bukit.
Istana itu diperkirakan terletak di sekitar lokasi Masjid Raya sekarang.
Ia membuat pekan atau pasar di Senapelan.
Usaha yang dirintis itu dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali.
Lokasi pasar sempat bergeser ke sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang.
Akhirnya menurut catatan yang dibuat oleh Imam Suhil Siak, Senapelan yang kemudian populer disebut Pekanbaru resmi berdiri tanggal 21 Rajab hari Selasa tahun 1204 H bersamaan dengan 23 Juni 1784 M oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah di bawah pemerintahan Sultan Yahya, kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru.
Semenjak ditinggal oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah, Senapelan diserahkan kepada Datuk Bandar yang dibantu oleh empat Datuk besar yaitu Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk Pesisir dan Datuk Kampar.
Mereka tidak memiliki wilayah sendiri, tapi mendampingi Datuk Bandar.
Keempat Datuk bertanggung jawab kepada Sultan Siak dan jalannya pemerintahan berada sepenuhnya di tangan Datuk Bandar.
Mengutip laman resmi pemerintah kota Pekanbaru, selanjutnya perkembangan pemerintahan di Kota Pekanbaru mengalami berbagai perubahan: 1.
SK Kerajaan Bershuit van Inlandsch Zelfbestuur van Siak No.
1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang disebut District.
2.
Tahun 1932 Pekanbaru masuk wilayah Kampar Kiri dipimpin oleh seorang Controleor berkedudukan di Pekanbaru.
3.
Tanggal 8 Maret 1942 Pekanbaru dipimpin oleh seorang Gubernur Militer Go Kung, Distrik menjadi GUM yang dikepalai oleh GUNCO.
4.
Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No.
103, Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kota B.
5.
UU No.22 tahun 1948 Kabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru diberi status Kota Kecil.
6.
UU No.8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai Kota Kecil.
7.
UU No.1 tahun 1957 status Pekanbaru menjadi Kota Praja.
8.
Kepmendagri No.
52/1/44-25 tanggal 20 Januari 1959 Pekanbaru menjadi Ibukota Provinsi Riau.
9.
UU No.18 tahun 1965 resmi pemakaian sebutan Kotamadya Pekanbaru.
10.
UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kotamadya berubah menjadi Kota Pekanbaru.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.