Kebijakan pelonggaran kegiatan masyarakat seiring melandainya kasus Covid-19 selama pandemi membuat sektor pariwisata “bernapas” kembali.
Kegiatan seni yang turut menunjang pariwisata turut menggeliat.
Para pelaku seni tradisional jathilan atau seni kuda lumping di Yogyakarta misalkan, kini dapat tampil lagi dan mengasah kemampuanya dalam Festival Jathilan di Gedung Kesenian Sleman.
Pergelaran itu diadakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu, 21 Mei 2022.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Edy Winarya mengatakan, sebanyak 17 kelompok seni tari yang mewakili 17 kecamatan turut serta dalam Festival Jathilan tersebut.
“Festival ini tak hanya melestarikan dan mengembangkan potensi seni, namun juga melanjutkan regenerasi dengan menggali dan menjaring potensi seniman muda di wilayah Kabupaten Sleman,” kata Edy Winarya.
Seni jathilan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke berbagai destinasi wisata alam di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Jathilan telah merupakan ikon wisata yang aksinya bisa dijumpai dalam berbagai acara, khususnya di desa-desa di Kabupaten Sleman, termasuk destinasi wisata di sekitar lereng Gunung Merapi.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan, yang utama bagi denyut seni tradisional adalah memberikan ruang tampil bagi para seniman.
“Festival Jathilan ini diadakan kembali untuk memberikan ruang itu,” katanya.
“Kami berupaya motivasi seluruh seniman jathilan bahwa mereka bisa terus berkreasi.” Dengan kesempatan mengembangkan kemampuan, Danang menuturkan, semakin teguh kalau seni jathilan adalah ciri khas Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
“Dengan begitu, wisatawan yang berkunjung dan melihat kesenian ini juga bisa mengetahui kebudayaan di Sleman,” kata dia.