Nikmatnya Teh Talua Pinang, Minuman Tradisional Penambah Tenaga

Teh talua adalah minuman khas dari Sumatera Barat yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat.

Tak hanya ada di sekitar Sumatera Barat, minuman tradisional itu bisa ditemukan di daerah lain seiring banyaknya warga Sumbar yang juga berpindah.

Teh talua bisa ditemukan juga di sejumlah warung atau kedai di Pekanbaru Riau.

Salah satunya di Warung Bandrek Niaga Sudirman di Jalan Panglima Sudirman Pekanbaru.

Warung milik Bang Roy itu buka mulai pukul 7 malam sampai jam 2 pagi.

Meski pakai nama bandrek, tapi warung Bang Roy mirip kedai serba ada yang menjual beragam makanan dan minuman.

Bandrek merupakan minuman hangat yang dibuat dari jahe, gula aren, lada dan santan.

“Kami punya bermacam jenis jamu.

Minuman lain juga ada, tinggal pilih sesuai selera dan kebutuhan,” kata Bang Roy.

Menurut Bang Roy, kebanyakan konsumen menyukai bandrek dingin, sekoteng, kopi gingseng, STMJ (susu telur madu jahe), teh tarik dan yang terlaris teh talua dan teh talua tapai.

Semua tersedia dalam sajian hangat atau panas dan dingin.

Teh talua makin eksis seturut bertambahnya populasi etnis Minangkabau di Pekanbaru.

Sebagai data, berdasarkan hasil sensus penduduk per September 2020, Pekanbaru berpenduduk 983.356 jiwa.

Sebanyak 41 persen penduduk beretnis Minangkabau.

Selebihnya beretnis Melayu, Jawa, Tionghoa dan Batak.

Teh talua lazim dinikmati untuk menghangatkan tubuh di malam hari, sekaligus untuk mendongkrak gairah dan tenaga.

“Buat kuat malam,” ujar Bang Roy.

Ada beberapa varian teh talua, yaitu teh talua tapai, teh talua gula aren, dan teh talua pinang.

Secara umum, adonan teh talua sama saja, hanya berbeda pada takaran dan cara penyajian.

Untuk teh talua pinang, Bang Roy mengatakan teh talua harus pakai pinang muda terbaik.

Pinang muda dipercaya dapat meningkatkan kualitas rasa teh talua jadi lebih sedap, solid dan konsisten.

Sedangkan teh yang dipakai berjenis teh hitam asli dari perkebunan teh Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Seorang asisten Roy menerangkan sekaligus memperagakan cara membuat teh talua pinang.

Pertama, bahan gula pasir, kuning telur ayam kampung (boleh telur bebek), dan susu kental manis dicampur dan diaduk sampai berbentuk adonan.

Kedua, lima butir buah pinang dibelah dan dagingnya dikerik.

Ketiga, adonan dan daging pinang diblender menggunakan mesin mikser (mixer) sampai adonan mengembang.

Keempat, adonan tadi diberi air rebusan teh.

Lalu disaring dan diaduk perlahan sampai berbuih atau berbusa.

Bahkan, bila perlu, biarkan buihnya meleleh dan menempel di bibir gelas.

Lelehan buih ini sangat menggoda selera.

“Semakin kental semakin enak.

Ada sensasi krimnya.

Tidak ada amis telurnya seperti yang dikira orang-orang yang tak pernah mencobanya,” ujar si asisten.

Teh talua lebih nikmat diseruput ketika masih panas.

Di bagian atas gelas tampak busa yang terasa kesat dan manis, bagian tengahnya dikuasai sensasi teh kental serta endapan sisa gula di dasar gelas juga terasa manis.

Teh talua biasanya berpasangan dengan mi goreng (bihun, mi kuning, kwetiau), nasi goreng serta minas alias mi nasi goreng.

Minas berkombinasi unik dan tergolong menu kelas berat karena mi dan nasi sama-sama mengandung kalori tinggi.

Kedua kolaborasi kuliner ini pastinya memberi tenaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *